Rabu, 22 Januari 2014

Poem

Apakah aku nahkoda kapal
atau debur ombak yang membelah birunya lautan
aku bahkan bukan siapa siapa
hanya seonggok karang dipimggir pantai
dihempas ribuan ombak mengerang
tak pantas kubicara, dalam
kelabunya langit dibatas horizon
melambai laksana daun kelapapun
tak dapat kuperbuat
berdiam sedingin angin menamparku
menyadarkan betapa kerasnya takdirku.

sebuah puisi yang tercipta dari kisah hidup seorang sahabat saya yang tak diketahui dimana tempatnya dan hadirnya, tak kasat mata namun hidup dalam sebuah imaginasi kisah cinta.

Kumpulan sajak Veri Julianto

Bukan bermaksud menjiplak karya orang lain, namun saya hanya ingin mempublikasikan karya beliau yang telah hampir usang dimakan zaman. Berikit beberapa kumpulan puisi dari seorang veri julianto.

SHOLAT DUNIA → SURGA
Matahari, bintang bulan
tlah jadi milikku
namun hati yang bersih
tlah kotor oleh itu
tiada guna kumilikinya
bila tak ada sobat disana

apa guna tangan tak sampai
sujud, darah mengalir dan menusuk kholbu
terang siang tak seterang hatiku
nmun itu dulu
sekarang gelap malam tak segelap hatiku

kuberanjak dari hari ke hari
tak kutemui hati dan suci
saat kutatap dia
kuyakin dia bisa
jadi sholat dunia dan surga.

SENJA BUTA
Sore buta lelap taman lelap kasih
pagi indah diawal jumpa
sore mati dilubuk buta
kian hari tak pernah sunyi
mengapa...
oo.. aku tlah sadar, memang aku
lelaki tak tahu diri, tak tau malu....tak tahuu
namun apa salah apabila
aku kagum tanpa tindak dan mata
sehelai nafas kan terganti
oleh mimpi kan terjadi oleh sendu
dam sakit oleh...
ohh biarlah senja biru
jadi teman hidup selamanyaa..